HUB ARTIKEL ILMIAH I JOURNAL I PROSIDING I NASIONAL I INTERNASIONAL

Jumat, 06 November 2020

Jalawure Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Tumbuhan Lokal Guna Menunjang Program Kedaulatan dan Kemandirian Pangan di Garut Selatan- Kabupaten Garut

 Wardah¹, D. Ariani²

¹Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong Science Center , Jl Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, 16911 Telp: 6221-8765067; fax, 6221 – 8765059; 
Email: wardah_etnobio@yahoo.com,
² UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPPTK-LIPI) Jl. Yogyakarta-Wonosari Km 31,5 Desa Gading, Kec. Playen, Kab. Gunungkidul.
 
Abstrak - Isu penurunan stok pangan bukan saja terjadi pada tingkat nasional tetapi juga pada tingkat global sebagai akibat dari perubahan iklim (climate changes), pada satu pihak menyebabkan kekeringan dan pada pihak lain menyebabkan kebanjiran serta hilangnya areal-areal pertanian yang terletak di tepi pantai. Perubahan iklim juga berpengaruh pada ketidak pastian pada musim tanam yang menyulitkan bagi petani. Hal ini menyebabkan terjadinya kekurangan pangan dan gizi yang melanda sejumlah penduduk dunia termasuk Indonesia. Untuk mengatasi kondisi demikian pemerintah telah melakukan penguatan ketersediaan pangan nasional baik makanan pokok maupun alternatif seperti kebijakan tentang ‘ketahanan pangan nasional’ yang tidak mensyaratkan melakukan swasembada produksi pangan. Selanjutnya untuk lebih memberi peran utama kepada produsen lokal untuk menghasilkan pangan mandiri maka pemerintah membuat kebijakan baru yang disebut dengan ‘kedaulatan pangan’, yang memberi peran utama kepada masyarakat sebagai produsen lokal untuk menghasilkannya Penelitian dilakukan di desa Cigadog dan kp. Cicadas, Kecamatan Cikelet, Garut Selatan, masyarakatnya memanfaatkan tumbuhan liar” jalawure” (Tacca leontopetaloides) untuk mengatasi kesulitan pangan dengan mengolah umbinya menjadi sumber bahan pangan lokal menggantikan beras atau tepung terigu. Hasil analisis kandungan karbohidratnya cukup tinggi (83,07 %) dibanding tepung terigu (77,3%) dan singkong (78,3%). Masa panen umbinyaberkisar antara 8-9 bulan atau hampir sama masa panen singkong. Hasil panen per satu pohon jalawure dapat mencapai rata-rata 1-2kg dan bahkan bisa mencapai 3-5kg/pohon tergantung kegemburan tanah. Teknologi pengolahan dari umbi sampai menjadi tepung pati dilakukan dengan sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan pengolahan pati singkong. Pengembangannya dapat dilakukan dilahan-lahan pesisir, dibawah nanungan pandan, atau menjadi tanaman sela jagung. Rendemen hasil dari Umbi menjadi pati biasanya antara 30-35 % tergantung masa panennya. Pengembangan “jalawure” merupakan solusi alternatif guna mengatasi krisis ekonomi dan bahkan dapat meningkatkan pendapatan, karena tepung patinya dijual dengan kisaran harga saat ini Rp. 10.000 –Rp.15.000/kg. Harga ini disebabkan kebutuhan atas tepung pati lebih besar dari pada produk yang dihasilkan, hal ini disebabkan budidayanya belum secara meluas dilakukan.

Kata kunci: Jalawure (Tacca leontopetaloides), Potensi, Masyarakat lokal Garut Selatan

Baca Selengkapnya  >> DOWNLOAD

Share:

0 komentar:

Posting Komentar